NPM TV, Jakarta – Badan Pembinaan Ideologi (BPIP) bekerja sama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Center for Geopolitics dan Geostrategy Studies Indonesia mengelar sarasehan bertemakan “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menghadapi Tantangan Geopolitik Global Menuju Indonesia Raya” di Gedung Nusantara IV, MPR, Jakarta pada Rabu (21/5/2025).
Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus dan Bupati Minahasa Utara Joune Ganda mengikuti sarasehan tersebut.
Ketua MPR Ahmad Muzani membuka sarasehan yang dihadiri berbagai tokoh nasional, akademisi, TNI/Polri, tokoh masyarakat serta para Kepala Daerah seluruh Indonesia.
Kehadiran Bupati Joune Ganda dalam forum ini menunjukkan komitmen Pemerintah Daerah Minahasa Utara menjaga dan memperkuat nilai-nilai Pancasila di tengah dinamika geopolitik global yang terus berkembang.
Dia mengatakan bahwa sarasehan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antar lembaga dan antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga keutuhan bangsa, serta menyatukan langkah dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Raya yang kuat dan berdaulat di tengah percaturan dunia.
“Setiap bangsa memiliki pondasi, dan bangsa Indonesia memiliki pondasi yang kuat yaitu Pancasila. Tanpa Pancasila Indonesia bukan hanya kehilangan masa lalu tetapi juga kehilangan masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MPR Ahmad Muzani menegaskan pentingnya memperkokoh Ideologi Pancasila sebagai fondasi bangsa dalam menghadapi dinamika perubahan geopolitik global.
“Di tengah situasi global yang serba cepat dan tak terduga ini, Indonesia tidak boleh kehilangan arah. Pancasila adalah jangkar utama kita untuk tetap tegak sebagai bangsa yang berdaulat, adil, dan bermartabat. Oleh karena itu, forum-forum seperti ini sangat penting dalam membangun kesadaran kolektif Bangsa,” katanya.
Para tokoh nasional, akademisi, TNI/Polri, tokoh masyarakat serta para Kepala Daerah seluruh Indonesia berkumpul untuk berdiskusi dan mencari solusi dalam memperkuat ketahanan nasional, khususnya dari sisi ideologis dalam menghadapi tekanan geopolitik yang semakin kompleks.( Tevri)